nasdec
Home Product Industrial Services Other Services Gallery Contact News

News / Konsolidasi menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia melalui Maritime Talkshow dan Halal Bihalal 2019


Sunday, 25 August 2019, 22:03:25 PM

Konsolidasi menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia melalui Maritime Talkshow dan Halal Bihalal 2019

Maritime Talkshow & Halal Bi Halal 2019 yang diadakan IKA FTK ITS di Hotel Majapahit Surabaya

Surabaya - Sabtu (29/06), Acara Maritime Talkshow & Halal Bi Halal 2019 yang diadakan Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan (IKA FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berlangsung meriah. Kegiatan yang diadakan di Hotel Majapahit Surabaya ini merupakan kegiatan tahunan dari IKA FTK ITS untuk menjalin tali silaturahmi antar alumni sekaligus membahas isu terkini mengenai kemaritiman di Indonesia. Kegiatan yang bertajuk Peran, Peluang dan Tantangan Bisnis Sektor Maritim Mendatang ini selain dihadiri oleh alumni muda FTK, kegiatan pun dihadiri oleh alumni FTK yang telah memiliki posisi strategis baik di bidang pemerintahan, swasta, maupun pendidikan.

Ketua Umum IKA FTK ITS, Ir. Abdul Azis, M.M. berkenan membuka kegiatan ini dengan pesan-pesan kepada seluruh alumni untuk selalu mengawal kemaritiman pada pemerintahan Indonesia ini. Kepala Kesyahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Belawan Medan tersebut juga tak lupa mengucapkan minal aidzin wal faidzin dari hati terdalam, sekaligus mewakili kepengurusan IKA FTK ITS saat ini.


Kehadiran Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, sebagai Keynote Speaker pada acara membuat acara kian bermakna. “Melalui para alumni FTK inilah, kami butuh ide-ide brillinnya untuk mengembangjaan sektor kelautan Jawa Timur (Jatim)”, katanya. Salah satu sektor yang ingin dikembangkan adalah konektivitas laut, terutama untuk jalur selatan pulau Jawa. Karena dengan begitu pemerataan di pesisir utara dan slatan bisa seimbang. “Semoga para alumni yang hadir dapat mengembangkan sektor kelautan lebih baik lagi baik dengan ide, riset, serta penelitian yang menjadikan wilayah laut Indonesia sebagai poros maritim Dunia” pesannya.


Terdapat tiga narasumber pada acara talkshow Alumni FTK ITS ini mulai dari Ir. H. Bambang Haryo Soekartono selaku Anggota DPR RI Komisi V, Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D selaku Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan Perikanan(KKP), dan Kepala KSOP Surabaya, Ir. Dwi Budi Sutrisno. Dengan dimoderatori oleh Raja Oloan Saut Gurning, ST, M.Sc., Ph.D. selaku dosen di ITS, semakin menarik dan bermutunya acara pada pagi hari tersebut.

Terdapat 4 hal utama yang harus diperbaiki untuk membawa Indonesia menjadi poros maritim dunia yaitu mindset, pengenalan produk, industri perikanan, sistem logistik, ungkap Syarif Widjaja. Kita harus mengubah mindset yang mengatakan bahwa bisnis perikanan adalah hal yang jorok, karena sekarang telah dibangun Tempat Pelelangan Ikan dan Pelabuhan ikan yang bersih bersih dan standar Uni Eropa contoh tempat pelelangan ikan Bitung karena dengan cara seperti ini akan meningkatkan kualitas ikan di Indonesia sehingga sejalan dengan menaikkan harga jual ikan, imbuhnya. Di Indonesia banyak sekali produk laut, hanya saja banyak yang belum dekat dengan produk laut Indonesia sehingga perlu untuk dikenalkan agar lebih banyak yang memproduksi dan memasarkan produk-produk Indonesia tersebut. Industri perikanan yang mumpuni baik fasilitas fasilitas termasuk cold storage, dan juga sistem logistik yang lebih terintegrasi antara Indonesia timur dan Indonesia barat juga menjadi faktor suksesnya Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Indonesia harus lebih serius lagi dalam mengelola potensi laut Indonesia, dimana salah satu yang memiliki potensi cukup besar di Indonesia selain ikan adalah lobster, dimana Indonesia memiliki keuntungan kondisi geografis dibandingkan negara negara lain. Apabila kemaritiman dapat dioptimalkan maka akan dapat menutup hutang-hutang negara ini, ungkap Bambang Haryo. Sistem transportasi laut menjadi tolak ukur kemaritiman Indonesia, karena suatu transportasi laut dikatakan efisien bila komoditasnya diatas 5000 TEU’s, papar Dwi Budi. Prinsip tol laut adalah menekan kapasitas harga, imbuhnya. Menurut Dwi Budi agar kapal lebih efisien, perlu ada standarisasi kapal series di Indonesia.


Kegiatan ini dihadiri pula oleh perwakilan Indonesia National Shipowner Association(INSA), Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (GAPASDAP), Wakil Rektor 4 ITS, alumni yang telah menjabat di pemerintahan jawa timur dan juga berbagai direksi galangan juga menyampaikan aspirasi aspirasinya mengenai isu kemaritiman saat ini. Dimana pada intinya harus tetap mengawal, dan menyarankan agar orang-orang yang memegang pucuk kepemimpinan dalam bidang maritim diharapkan orang maritim yang memang paham betul seluk beluk untuk membangun kemaritiman Indonesia ini.


Acara ditutup dengan ramah tamah dan iringan lagu dari paduan suara mahasiswa ITS. Pemberian cinderamata dan foto - foto juga tak lupa diberikan kepada Keynote speaker dan 3 narasumber pada acara ini. Diharapkan keseluruhan diskusi dan masukan masukan dapat ditampung, diolah dan disampaikan kepada pemerintah untuk terwujudnya Indonesia yang maju, adil dan makmur bagi setiap golongan.

Dokumentasi